AtjehUpdate.com,- LANGSA, Ternyata pemerintah Kota Langsa memang telah mengizinkan untuk membuka kembali tempat-tempat wisata yang ada di wilayahnya.
Keputusan ini diambil setelah melalui pertemuan dengan seluruh Forkopimda Kota Langsa, Selasa (19/05/2020).
Demikian ditegaskan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Covid 19 Kota Langsa, Yanis Prianto melalui rilisnya yang disampaikan kepada AtjehUpdate.com, Jumat (22/05/2020).
Dijelaskannya, bahwa keputusan itu diambil berdasarkan hasil pertemuan Forkopimda kota Langsa pada Selasa (19/05/2020) perihal relaksasi kegiatan usaha dan ekonomi pemerintah serta masyarakat.
Dalam pertemuan itu juga diputuskan bahwa kegiatan usaha sektor pariwisata diperkenankan untuk dibuka secara sangat terbatas dengan mempedomani ketentuan-ketentuan umum dan ketentuan-ketentuan khusus sesuai protokol kesehatan, ucap Jubir Covid 19 Kota Langsa ini.
Ditambahkannya, pemko Langsa melalui dinas terkait juga akan menunjuk tim khusus yang terdiri dari unsur Dispora, Dinkes dan instansi terkait lainnya untuk melakukan monitoring dan evaluasi, terang Yanis mengakhiri.
Sosialisasi Pencegahan Covid 19 Sia-sia
Tak pelak, keputusan itu pun kembali mendapat kecaman keras dari anggota dprk Langsa dari Fraksi PA, Syamsul Bahri, SH lewat rilisnya kepada media ini.
Menurut Syamsul Bahri yang kerap disapa Robert, apapun alasannya kebijakan untuk membuka tempat wisata pada tanggal 24 Mei, tepatnya pada hari raya idul fitri sangat melukai hati masyarakat.
“Nyan langkah salah jeb ubat, mengingat di sisi yang lain pemerintah kota Langsa sangat gencar mensosialisasikan pencegahan pandemi covid 19,” ujarnya.
Olehkarena banyaknya pogram kegiatan yang dibatalkan serta dananya dialihkan untuk pencegahan covid 19, juga seperti dana BLT yang tidak merata, dimana pada pembagiannya terjadi banyak masalah dan banyak perangkat desa yang tidak berhak menerima tetapi perangkat desa tersebut malah menerimanya.
Kenapa hal hal seperti ini tidak didahulukan dan diselesaikan terlebih dahulu.
“Takbir keliling pada malam hari raya idul fitri saja dilarang , ehh kok malah tempat wisata mau dibuka, ada apa dengan semua ini, kepentingan siapakah semua ini, saya rasa apa yang dilakukan selama ini untuk pencegahan covid 19 sia-sia,” ucap Robert geram.
Dirinya secara pribadi dan sebagai anggota dprk Langsa sangat kecewa dan merasa heran dengan sikap pimpinan dprk yang diam membisu tanpa tanggapan apapun terkait polemik ini, tukasnya.
FPA
Secara terpisah, hal ini juga ditanggapi oleh elemen sipil lainnya, adalah FPA (Forum Pemuda Aceh) yang disampaikan oleh ketua nya Said Sofyan Alatas, S.Sos.
“Melihat pemerintah sangat bersemangat pencegahan penyebaran Wabah Covid 19 dengan berbagai langkah yang diterapkan, seperti pemberlakuan jam malam, menutup perbatasan dan juga menerapkan protokol kesehatan di semua Instansi pemerintah, kita sangat mendukung hal itu,” terang Said.
Namun sebaliknya, dengan dibukanya Hutan Kota dan Hutan Manggrove yang kita ketahui keduanya adalah dikelola oleh perusahan daerah milik pemerintah kota Langsa (BUMD) justru menimbulkan beragan opini publik.
Menurutnya, walaupun menerapkan protokol kesehatan yang ada, sebaiknya pemko mengkaji ulang dibukanya kembali kedua lokasi wisata tersebut.(Red)