By. Waled Patih
AtjehUpdate.com,- LANGSA, Pesona taman kota yang dipenuhi aneka bunga nan semerbak harumnya ternyata tidaklah seindah nasib warganya. Gemerlapnya lampu kerlap-kerlip di malam hari yang menghiasi wajah kota “Jasa” bagai magnet yang mampu membutakan banyak mata seolah Langsa kota yang sejahtera.
Tanpa boleh menafi, itu semua juga adalah sebuah karya nyata dari periode pemerintahan berkuasa yang telah merubah wajah kota kelihatan indah dan mempesona siapa saja jika sekilas melihatnya.
Namun apa lacur, segala hiasan dan tatanan keindahan yang membelalakkan mata itu ternyata tidak serta merta mampu menjamin para warganya telah hidup sejahtera.
Dana contohnya, mungkin ia hanya sekelumit dari banyaknya kisah warga dalam wilayah pemerintahan kota Langsa yang nestapa, terlantar bagai belum merdeka. Dalam usianya yang masih belia ia telah menjadi korban tak terperi dari angkuhnya kota.
Ya..ia bagaikan seonggok tubuh sia-sia, sementara taman dan hiasan kota yang ada bagai sebuah riasan wajah sempurna. Tampilan indah dengan segala polesannya namun memiliki tubuh kotor yang coba ditutupi dengan segala hiasan yang ada. Sudah barang tentu akhirnya akan mengeluarkan aroma luka yang tak mampu direda.
Perlahan terkuak nestapa warga pinggiran kota, semua berhak mendapatkan perlakuan serupa. Karena tak ada kelas dan strata berbeda dalam kacamata agama.
Tak perlu keki, apalagi benci, justru semua harus berbesar hati dan akhirnya dapat mengerti. Mungkin harta dan kuasa telah membuat kita lupa serta alpa agar selalu peduli terhadap sesama.(Penulis adalah pemerhati sosial dan Direktur Eksekutif DPP LSM Gadjah Puteh)