AtjehUpdate.com,- LANGSA | Lembaga pendidikan swasta yang diperuntukkan bagi anak yatim piatu dan dhuafa milik Yayasan Bustanul Fakri Aceh yang terletak di Jalan Hamzah Fanzuri, tepatnya di Dsn Perdamaian, Desa Pindok Keumuning, kec. Langsa Lama – kota Langsa itu kondisinya kini terlihat sangat memperihatinkan dan bahkan seperti ditelantarkan begitu saja.
Beberapa bangunan dan asset milik yayasan tersebut terlihat tak terawat, dalam kondisi rusak berat serta terbengkalai tanpa ada perhatian dari pengurus yayasan tersebut.
Pantauan media ke di lokasi, tak ada satupun murid yang terlihat disana. Hanya bangunan-bangunan dan beberapa asset seadanya milik yayasan tersebut yang membisu, dan dalam kondisi rusak serta tidak terawat, banyak ditumbuhi semak belukar, dan bahkan seperti ditelantarkan begitu saja oleh pihak yayasan.
Cita-cita awal pendirian yayasan dengan lembaga pendidikan bagi anak yatim dan tidak mampu tersebut sepertinya hanya tinggal kenangan. Diketahui, sejak awal pendiriannya sekitar tahun 1999 dan kemudian diperkuat dengan Akte Notaris Ida Hariati, SH No.68 tanggal 18-11–2011 dan disahkan dengan MENKUMHAM : AHU/8599.AHA.01.04 TAHUN 2011, yang dimotori oleh Alauddin, AE (Bupati Aceh Timur saat itu) ketika belum dimekarkan menjadi 3 (tiga) kabupaten/kota (Langsa, Aceh Tamiang dan Aceh Timur) bersama beberapa orang tokoh masyarakat kala itu.
Dengan luasan areal milik yayasan saat ini kurang lebih seluas 3 hektar, dan berdiri beberapa bangunan di atasnya antara lain, 2 (dua) bangunan yang selama ini digunalan sebagai asrama bagi pelajar, 6 (enam) ruang kelas belajar, 1 (satu) unit kantor dan 1 (satu) unit mck itu pernah menampung para pelajar pada saat itu berkisar 124 orang dengan tingkat pendidikan SMP dan Aliyah yang berasal dari tiga wilayah, yaitu Kota Langsa, Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Sesuai AD/ART nya, yayasan ini fokus menampung pelajar yang berstatus anak yatim, anak fakir miskin, anak terlantar, anak – anak korban pelecehan seksual dan anak yang berasal dari daerah terpencil dan pelosok untuk dididik dan dibina secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya.
Informasi yang dihimpun, bahwa sumber dana untuk menjalankan operasional yayasan dan pendidikan disana selama ini berasal dari sumbangan pihak ketiga, APBK Langsa, APBA serta dari APBN.
Namun tak jelas apa sebabnya, sejak dua tahun terakhir, kabarnya pihak yayasan menghentikan dan tidak menerima murid baru yang ingin belajar disana. Informasi yang didapat, padahal animo masyarakat dan orang tua masih sangat tinggi untuk menitipkan anak-anak mereka disana. Tercatat pada tahun ajaran 2019 lalu lebih dari 34 orang siswa mau mendaftarkan diri di lembaga tersebut, namun dengan sangat menyesal niat mereka harus dipendam tanpa ada kejelasan hingga saat ini.
Padahal bukan hanya berasal dari Langsa saja, para pelajar dan murid-murid yang menuntut ilmu disana selama ini juga tersebar dari pelosok Aceh Timur (antaranya dari Idi, Peudawa, Sungai Raya, Peunaron, Lokop, Buket Seulemak, Tampur Paloh, Tampur Bor, Simpang Jernih). Dan berasal dari kabupaten Aceh Tamiang (Babo, Lubok Patel, Sei Iyu, Paya Bedi dll).(Tim)