AtjehUpdate.com., Aceh Tamiang – Situasi banjir di Aceh kini berada pada titik paling kritis dalam sejarah, dengan ribuan warga terpaksa mengungsi, jaringan komunikasi tumbang, listrik padam hampir di seluruh wilayah, serta akses darat banyak yang terputus. Kondisi ini membuat upaya penyelamatan warga semakin terhambat dan memperbesar ancaman keselamatan jiwa masyarakat di berbagai kabupaten.
Data terkini menunjukkan sedikitnya 6.188 jiwa mengungsi di Aceh Tamiang, sementara laporan banjir parah juga datang dari Langsa, Aceh Utara, Bireuen, hingga Aceh Tenggara. Banjir besar ini menerjang wilayah yang sebelumnya dikenal aman, seperti Perumahan BTN Satelit Graha di Karangbaru, yang kini tergenang hingga lutut bahkan mencapai leher di sejumlah kampung tepi sungai.
LSM Gadjah Puteh mengecam lambannya respons pemerintah pusat dan mendesak agar status Darurat Banjir Nasional segera ditetapkan, mengingat dampak bencana yang semakin meluas dan tidak tertangani secara optimal dengan sumber daya daerah yang sangat terbatas.
“Rakyat Aceh sedang berjuang menyelamatkan diri dalam kegelapan tanpa listrik, tanpa komunikasi yang layak, dan tanpa kepastian kapan bantuan besar tiba. Jika pemerintah pusat tidak segera menetapkan status darurat nasional, maka bukan hanya kerugian materi yang membesar, tetapi nyawa rakyat Aceh akan menjadi taruhannya,” tegas Sayed Zahirsyah Almahdaly, Direktur Eksekutif LSM Gadjah Puteh, Rabu malam.





