AtjehUpdate.com – Bustami Hamzah, atau yang akrab disapa Om Bus, telah menempuh perjalanan politik penuh cobaan dalam pencalonannya sebagai Gubernur Aceh 2024. Dari serangan bom di rumahnya hingga kehilangan calon wakil yang mendadak meninggal dunia, Bustami tetap berjuang dengan semangat pantang menyerah. Setelah melalui berbagai tantangan, ia akhirnya mendapatkan nomor urut 1, yang kini dianggap sebagai simbol kemenangan awal.
Teror Bom dan Kehilangan Calon Wakil
Pada awal September 2024, kediaman Bustami di Gampong Pineung, Banda Aceh, menjadi sasaran serangan bom oleh pihak tak dikenal. Insiden ini mengguncang keluarganya, tetapi Bustami tidak gentar. Sebaliknya, teror tersebut dijadikannya sebagai pendorong untuk melanjutkan perjuangan, meyakini bahwa dukungan masyarakat semakin kuat meskipun ada upaya intimidasi.
Tak lama setelah insiden bom, Bustami kembali diuji ketika calon wakilnya meninggal dunia secara mendadak di tengah persiapan kampanye. Kehilangan ini memengaruhi tim kampanye secara emosional, tetapi Bustami bangkit dengan memilih M Fadhil Rahmi sebagai calon wakil baru. Simpati publik atas tragedi tersebut semakin memperkuat posisinya sebagai kandidat yang tangguh.
Penjegalan dari KIP Aceh dan Kebangkitan Bustami
Setelah menghadapi ancaman fisik dan kehilangan, Bustami mengalami penjegalan administratif ketika pencalonannya sempat dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) oleh KIP Aceh. Namun, dengan kerja keras dan semangat juang, tim kampanye Bustami segera melengkapi kekurangan administrasi, dan pencalonannya akhirnya disahkan. Momen pencabutan nomor urut di The Pade Hotel menjadi titik balik penting ketika ia dan Fadhil Rahmi mendapatkan nomor urut 1, yang dianggap membawa angin kemenangan.
Kelebihan Bustami Dibanding Rival Politiknya
Bustami Hamzah memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menonjol dibandingkan rival utamanya, Muzakir Manaf (Mualem).
1. Keberanian Menghadapi Ancaman: Keberanian Bustami dalam menghadapi teror bom membuatnya terlihat sebagai pemimpin yang tidak mudah gentar, sebuah citra yang tidak dimiliki oleh Mualem.