Contoh soal persamaan linear dua variabel merupakan pintu gerbang untuk memahami konsep aljabar yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan linear dua variabel, yang melibatkan dua variabel dengan pangkat tertinggi satu, seringkali digunakan untuk memodelkan berbagai situasi, mulai dari menentukan harga jual barang hingga menghitung kecepatan dan waktu perjalanan. Memahami cara menyelesaikan persamaan ini akan membuka jalan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang lebih kompleks.
Materi ini akan membahas pengertian persamaan linear dua variabel, metode penyelesaiannya (grafik, substitusi, dan eliminasi), serta penerapannya dalam berbagai konteks. Dengan contoh soal yang beragam dan pembahasan yang detail, diharapkan pemahaman konsep persamaan linear dua variabel akan semakin kuat dan aplikatif.
Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear dua variabel merupakan suatu persamaan matematika yang memuat dua variabel dengan pangkat tertinggi satu. Persamaan ini membentuk garis lurus ketika digambarkan dalam bidang kartesius. Pemahaman tentang persamaan ini sangat penting dalam berbagai bidang, mulai dari matematika dasar hingga aplikasi dalam ilmu ekonomi dan teknik.
Secara sederhana, persamaan linear dua variabel dapat didefinisikan sebagai persamaan yang dapat ditulis dalam bentuk ax + by = c, di mana a, b, dan c merupakan konstanta (bilangan tetap), sedangkan x dan y adalah variabel. Contoh sederhana: 2x + 3y = 6. Dalam persamaan ini, 2, 3, dan 6 adalah konstanta, sementara x dan y adalah variabel.
Ilustrasi Persamaan Linear Dua Variabel dalam Kehidupan Sehari-hari
Persamaan linear dua variabel seringkali muncul dalam situasi kehidupan sehari-hari. Misalnya, sebuah toko menjual apel dan jeruk. Jika harga apel adalah Rp 5.000 per buah dan harga jeruk Rp 3.000 per buah, dan seseorang membeli sejumlah apel (x) dan jeruk (y) dengan total biaya Rp 20.000, maka persamaannya dapat ditulis sebagai 5000x + 3000y = 20000. Persamaan ini menunjukkan hubungan linear antara jumlah apel dan jeruk yang dibeli dengan total biaya yang dikeluarkan.
Perbandingan Persamaan Linear Satu Variabel dan Dua Variabel
Berikut tabel yang membandingkan persamaan linear satu variabel dan dua variabel:
Jenis Persamaan | Bentuk Umum | Jumlah Variabel | Contoh |
---|---|---|---|
Persamaan Linear Satu Variabel | ax + b = 0 | Satu (x) | 2x + 5 = 0 |
Persamaan Linear Dua Variabel | ax + by = c | Dua (x dan y) | 3x + 2y = 10 |
Contoh Soal Cerita Persamaan Linear Dua Variabel
Sebuah peternak ayam memiliki dua jenis ayam, yaitu ayam kampung dan ayam broiler. Jumlah ayam kampung (x) dan ayam broiler (y) seluruhnya adalah 100 ekor. Jika jumlah kaki ayam kampung dan broiler adalah 280, tentukan banyak ayam kampung dan ayam broiler yang dimiliki peternak tersebut. (Petunjuk: ayam memiliki 2 kaki).
Model persamaan: x + y = 100 dan 2x + 2y = 280
Contoh Persamaan Linear Dua Variabel
Berikut tiga contoh persamaan linear dua variabel yang berbeda, beserta variabel-variabelnya:
- x + 2y = 5 (Variabel: x dan y)
- 3x – y = 7 (Variabel: x dan y)
- -2x + 4y = 0 (Variabel: x dan y)
Metode Penyelesaian Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan linear dua variabel merupakan persamaan matematika yang melibatkan dua variabel dengan pangkat tertinggi satu. Pemecahan persamaan ini penting dalam berbagai aplikasi, mulai dari penyelesaian masalah sehari-hari hingga permodelan dalam ilmu pengetahuan dan teknik. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan linear dua variabel, dan pilihan metode yang tepat seringkali bergantung pada bentuk persamaan dan preferensi pribadi.
Berikut akan dijelaskan tiga metode umum: metode grafik, substitusi, dan eliminasi.
Metode Grafik, Contoh soal persamaan linear dua variabel
Metode grafik menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggambarkan kedua persamaan tersebut pada bidang Cartesius. Titik potong kedua grafik tersebut merepresentasikan solusi dari sistem persamaan. Untuk menggambar grafik, kita perlu mengubah persamaan menjadi bentuk y = mx + c (bentuk slope-intercept), di mana m adalah kemiringan dan c adalah titik potong sumbu y.
Mari kita selesaikan sistem persamaan 2x + y = 5 dan x – y = 1 dengan metode grafik. Pertama, kita ubah kedua persamaan ke bentuk y = mx + c:
- 2x + y = 5 ⇒ y = -2x + 5
- x – y = 1 ⇒ y = x – 1
Persamaan pertama, y = -2x + 5, memiliki kemiringan -2 dan titik potong sumbu y di 5. Persamaan kedua, y = x – 1, memiliki kemiringan 1 dan titik potong sumbu y di -1. Dengan informasi ini, kita dapat menggambar kedua garis pada bidang Cartesius. Titik potong kedua garis tersebut akan menjadi solusi dari sistem persamaan. Misalnya, untuk y = -2x + 5, jika x = 0 maka y = 5, dan jika x = 1 maka y = 3.
Untuk y = x -1, jika x = 0 maka y = -1, dan jika x = 2 maka y = 1. Dengan menghubungkan titik-titik tersebut, kita akan mendapatkan dua garis yang berpotongan. Titik potong tersebut akan menunjukkan nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan.
Metode Substitusi
Metode substitusi melibatkan penyelesaian satu variabel dari satu persamaan dan mensubstitusikannya ke persamaan lainnya. Hal ini akan menghasilkan persamaan dengan satu variabel yang dapat diselesaikan dengan mudah.
Sebagai contoh, mari kita selesaikan sistem persamaan x + y = 7 dan x – y =
1. Dari persamaan kedua, kita dapat menyatakan x sebagai x = y +
1. Substitusikan nilai x ini ke persamaan pertama: (y + 1) + y = 7. Dengan menyederhanakan persamaan ini, kita peroleh 2y = 6, sehingga y = 3.
Substitusikan nilai y = 3 kembali ke salah satu persamaan awal (misalnya, x = y + 1), kita dapatkan x = 3 + 1 = 4. Jadi, solusi dari sistem persamaan adalah x = 4 dan y = 3.
Metode Eliminasi
Metode eliminasi melibatkan pengurangan atau penjumlahan kedua persamaan untuk menghilangkan salah satu variabel. Hal ini menghasilkan persamaan dengan satu variabel yang dapat diselesaikan.
Mari kita selesaikan sistem persamaan 3x + 2y = 12 dan x – y = 1 dengan metode eliminasi. Kita dapat mengalikan persamaan kedua dengan 2 untuk mendapatkan 2x – 2y =
2. Kemudian, kita jumlahkan persamaan ini dengan persamaan pertama: (3x + 2y) + (2x – 2y) = 12 + 2. Ini menyederhanakan menjadi 5x = 14, sehingga x = 14/5.
Substitusikan nilai x ini ke salah satu persamaan awal (misalnya, x – y = 1), kita dapatkan 14/5 – y = 1, sehingga y = 14/5 – 1 = 9/5. Jadi, solusi dari sistem persamaan adalah x = 14/5 dan y = 9/5.
Perbandingan Efisiensi Metode
Sistem persamaan 2x + y = 6; x – y = 3 dapat diselesaikan dengan ketiga metode. Metode grafik cocok untuk visualisasi solusi dan memahami hubungan antara persamaan. Metode substitusi efisien jika salah satu variabel mudah diisolasi. Metode eliminasi efektif jika koefisien variabel mudah dihilangkan dengan perkalian atau pembagian. Efisiensi metode bergantung pada bentuk persamaan dan preferensi individu.
Untuk sistem persamaan ini, metode eliminasi mungkin paling efisien karena koefisien y sudah berlawanan tanda.
Penerapan Persamaan Linear Dua Variabel: Contoh Soal Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan linear dua variabel, meskipun terlihat sederhana, memiliki penerapan luas dalam berbagai bidang kehidupan. Kemampuan memodelkan hubungan linear antara dua variabel memungkinkan kita untuk menganalisis dan memprediksi berbagai situasi, mulai dari masalah ekonomi hingga pencampuran larutan kimia.
Penerapan dalam Bidang Ekonomi
Dalam dunia ekonomi, persamaan linear dua variabel sering digunakan untuk memodelkan hubungan antara biaya produksi dan harga jual suatu barang. Dengan mengetahui biaya tetap, biaya variabel per unit, dan harga jual per unit, kita dapat menentukan titik impas ( break-even point) di mana keuntungan sama dengan nol. Model ini membantu bisnis dalam pengambilan keputusan strategis terkait produksi dan penetapan harga.
Contohnya, jika biaya tetap produksi adalah Rp 10.000.000, biaya variabel per unit Rp 5.000, dan harga jual per unit Rp 10.000, maka persamaan linearnya dapat ditulis sebagai: 10000x = 10000000 + 5000x, dimana x adalah jumlah unit yang diproduksi. Dengan menyelesaikan persamaan ini, kita dapat menemukan jumlah unit yang harus diproduksi agar mencapai titik impas.
Contoh Soal Cerita: Pencampuran Larutan Kimia
Seorang ahli kimia ingin membuat 10 liter larutan dengan konsentrasi 20%. Ia memiliki dua jenis larutan: larutan A dengan konsentrasi 10% dan larutan B dengan konsentrasi 30%. Berapa liter larutan A dan larutan B yang harus dicampur?
Persamaan yang dapat dibentuk adalah: x + y = 10 (jumlah total larutan) dan 0.1x + 0.3y = 0.2(10) (konsentrasi total larutan), dengan x mewakili volume larutan A dan y mewakili volume larutan B. Dengan menyelesaikan sistem persamaan ini, kita dapat menentukan volume masing-masing larutan yang dibutuhkan.