Kapten Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air asal Selandia Baru yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023, berhasil dibebaskan pada 21 September 2024 setelah 19 bulan melalui negosiasi panjang. Proses ini melibatkan kerjasama erat antara pemerintah Indonesia, Selandia Baru, dan aparat keamanan TNI-Polri, dengan pendekatan humanis sebagai fokus utama.
Sejak awal, pemerintah Selandia Baru memainkan peran penting dalam mendukung upaya pembebasan, terutama dalam aspek diplomasi. Melalui Kedutaan Besar Selandia Baru di Indonesia, mereka terus memantau situasi, memberikan dukungan langsung, dan berkoordinasi erat dengan pemerintah Indonesia. Tujuan utama dari kolaborasi ini adalah memastikan keselamatan Kapten Mehrtens tanpa mengorbankan prinsip-prinsip kemanusiaan. Komunikasi dengan KKB dilakukan secara hati-hati untuk menghindari bentrokan dan eskalasi kekerasan yang bisa membahayakan nyawa sandera.
Pemerintah Indonesia, melalui TNI dan Polri, melakukan operasi secara cermat, menghindari bentrokan langsung dengan kelompok penyandera. Medan yang sulit di pegunungan Papua menjadi salah satu hambatan terbesar dalam operasi ini, namun kerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat lokal dan adat Papua membantu menurunkan tensi dan membuka jalur komunikasi yang lebih baik dengan KKB. Presiden Joko Widodo mengapresiasi keterlibatan masyarakat Papua dalam mendukung upaya ini, sekaligus menekankan bahwa pendekatan humanis dan kesabaran menjadi kunci utama keberhasilan pembebasan.
Egianus Kogoya, pimpinan KKB, beberapa kali menuntut syarat-syarat sulit, termasuk pembebasan tahanan politik, yang memperumit negosiasi. Namun, melalui proses diplomasi yang hati-hati, negosiasi tetap berjalan hingga mencapai titik akhir yang aman bagi Mehrtens. Meski KKB belum tertangkap, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan operasi penegakan hukum di wilayah tersebut demi menjaga stabilitas Papua.